Jumat, 01 Mei 2009

CINTA

CINTA

CINTA

CINTA
Cintaku bukan ibarat kertas…..Cintaku adalah bara yg sentiasa menyaladan semakin marak ditiup kerinduan padamu…..Jika mencintaimu satu kesalahan…biar aku bersalah. Cintaku padamu sangat kuat dan akan kuperjuangkan hidup ini demimu…Cinta kita banyak ranjau. Tapi percayalah ia tidak sedikit pun mengurangkan cintaku padamu….Kau adalah insan teristimewa dalam hidupkuku tak dapat hidup tanpamu…..kerana kaulah nyawaku……Jika cinta itu dicukai..aku lah pembayar cukai paling tinggi!Mencintaimu adalah perkara terindah yg pernah berlaku dalam hidupku. Mana mungkin aku melupakanmu seumur hidupku. Kaulah kekasihku yg pertama dan terakhir.Air mata karena sahabat 1 pengorbanan,Air mata karena ibu bapa 1 penghormatan,Air mata karena kekasih 1 penyesalan,Air mata karena Allah 1 keberkatan.()” ’’() saya kan,((’”)(’”)) selalu ingat kata kamu..tiap2 malam suara mu,Canda mu ()” ’’() rindunya..!!
VIRUS CINTA

Rabu, 22 April 2009

sampah indonesia stadium IV

Tingkat pencemaran lingkungan akibat pengelolaan sampah di Indonesia, ibarat kanker sudah memasuki stadium IV, hanya mampu diselesaikan dengan amputasi. Kondisi parahnya pengelolaan sampah tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Dana Mitra Lingkungan Sri Bebasari dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Pansus RUU Pengelolaan Sampah, di gedung DPR, Rabu (13/06).

“Ibarat kanker, sampah di Indonesia sudah memasuki stadium IV, harus diamputasi. Secara teknis, sampah di Indonesia harus dikelola dengan mesin pengelola sampah dengan kapasitas satu ton, “ kata Sri Bebasari.

Menurut Sri Bebasari, permasalahan pengelolaan sampah di Bantar Gebang sebenarnya sudah dia ramalkan sepuluh tahun sebelumnya.

“Namun masukan saya dianggap sepi. Ibarat dokter, resep saya diabaikan, justru saran dari dukun – yang murah tapi belum terbukti justru dipakai. Sekarang setelah saran dari dukun gagal, mereka kebinggungan dan minta saya memecahkan masalahnya, “ kata Sri.

Sri menjelaskan harga mesin pengolah sampah tersebut berkisar 1,3 Triliun, dengan biaya operasi yang dibutuhkan sekitar 500 ribu.
“Memang biaya investasi yang diperlukan sangat besar, namun menurut saya langkah tersebut merupakan langkah akhir yang harus kita lakukan, “ tegasnya.

Lebih jauh Sri memaparkan ada lima aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah yaitu aspek hukum, aspek institusi, aspek pendanaan atau aspek ekonomi, aspek sosial-budaya serta aspek teknologi.

“Kelima aspek itu tidak boleh dilepaskan dalam pengelolaan sampah. Aspek teknologinya misalnya harus dilakukan dengan pendekatan 3 R, reduce, reuse, recycle, sementara pendekatan sosial budaya harus memperhatikan adanya langkah-langkah pemberdayaan masyarakat, “ kata Sri.

Kepada pansus RUU Pengelolaan Sampah, Sri yang juga dikenal sebagai pakar di bidang pengelolaan sampah tersebut mengungkapkan impiannya akan adanya Badan Riset Khusus untuk pengelolaan sampah.
“Sebab di beberapa negara lain mereka telah memiliki Badan Riset khusus sampah, “ tambahnya.

nama : kartika R.
kelas : IX-d
No. Absen :20

Label:

wahyuni bin slamet

plastik yang dilakukan Palapa Plastic Recycle Foundation, sebuah lembaga yang dibentuk masyarakat Lhokseumawe untuk mengatasi persoalan sampah plastik, kini mulai dilirik perusahaan pendaur ulang sampah plastik terbesar di dunia. Lembaga ini ditawari kesempatan mengekspor sampah plastik yang telah diolah.
Menurut Chairman Palapa Plastik Recycle Foundation (PPRF) Baharudin Sanian, yayasannya menampung berbagai sampah plastik yang dikumpulkan pemulung. Berbeda dengan agen barang bekas, yayasan ini menurut Baharudin , memberdayakan pemulung dengan cara membantu mereka mengetahui nilai ekonomis sampah plastik. Jika sebelumnya pemulung menyerahkan sampah plastik berbagai jenis dalam bentuk aslinya, yayasan membantu pemulung memisahkan berbagai jenis sampah plastik tersebut sesuai unsur kimianya masing-masing.
"Dengan cara membagi semua jenis sampah plastik menurut unsur kimianya masing-masing, secara langsung membuat harga jual sampah plastik tersebut meningkat. Dulu ketika pemulung menyerahkan sampah plastik dalam bentuk utuh dan berca mpur baur, dihargai oleh agen pengumpul hanya Rp 1000 perkilogram. Tetapi ketika sampah plastik tersebut mulai dibagi dan dikelompokan sesuai unsur kimianya, harganya meningkat berkali lipat," ujar Baharudin.
Dia mencontohkan, satu botol minuman bisa terdiri dari dua jenis sampah plastik yang berbeda, botol dan tutupnya. Ketika keduanya dipisahkan dan digabungkan dengan jenis yang sama, maka harga sampah plastik tersebut bisa lebih mahal dibanding saat pemulung menjual botol dan tutupnya tak terpisah. "Kami butuh waktu sampai dua tahun membuat pemulung tahu membedakan jenis-jenis sampah plastik," ujar Baharudin.
PPRF kini memiliki sebuah tempat penampungan dan pabrik pengolahan sampah plastik. Pabrik ini berfungsi menggiling sampah-sampah plastik yang telah dipisahkan ke dalam berbagai jenis, menjadi serpihan kecil atau plastic chips. "Kalau dijual dalam bentuk plastic chips ini, harganya lebih mahal lagi, " kata Baharudin.
PPRF menurut Baharudin sempat dibantu lembaga donor yang datang ke Lhokseumawe pascatsunami. Dari lembaga donor inilah, PPRF mendapatkan konsultasi bisnis dan dihubungkan dengan salah satu perusahaan pengolah sampah plastik terbesar di dunia yang berbasis di Hong Kong, Fukutomi.
Perwakilan Fukutomi telah datang ke Lhokseumawe dan tertarik dengan apa yang kami lakukan. Mereka meminta kami mengekspor sebesar dua kontainer sampah plastik yang telah digiling tersebut, ujar Baharudin sembari mengatakan, dalam sebulan PPRF bisa menjual 150 ton sampah plastik yang telah diolah ke pabrik pengolahan.
Namun upaya Baharudin dan PPRF mengatasi persoalan sampah plastik ini tak sepenuhnya didukung Pemerintah Kota Lhokseumawe. Mereka malah membebani PPRF agar membantu Pemkot menyediakan tempat sampah untuk berbagai jenis sampah berbeda.
"Padahal kami minta Pemkot agar mau mendidik masyarakat, membuang sampah dengan memilah jenisnya. Ini untuk membantu pemulung memungut sampah-sampah plastik, " ujar Public Outreach PPRF Surya Aslim. Surya mengatakan, upaya PPRF sebenarnya secara langsung telah membantu mengatasi persoalan sampah plastik di Lhokseumawe.
Akses http://m.kompas.com dimana saja melalui ponsel, Blackberry atau iPhone Anda.

Rabu, 11 Maret 2009

latar belakang



orang indonesia masih bingung soal sampah. di jakarta, Bapedalda menghitung ada 25700 m3 sampah setiap hari sejak tahun 2000. kalau digundukin, setiap tahun berdiri 170 candi Borobudur berbahan sampah. itu belum di medan, surabaya, batam, belum di new york, tokyo dan pandeglang. kalau produksi sampah perorang per hari mencapai 3 liter maka setiap hari dunia menerima 19, 8 milyar liter sampah dan itu baru sampah organik dan sampah non organik, sampah yang real dan nyata. belum lagi didunia maya, alias email spam. th 2007, diperkirakan ada 120 milyar sampah email tiap hari. artinya, setiap orang memproduksi 20 spam/hari, termasuk 238 juta penduduk indonesia. padahal jumlah itu, dari seperempatnya alias 25 juta yang milik internet.

Karena adanya masalah-masalh itulah kelompok kami mengambil tema tentang sampah ini. Kami berharap dengan adanya artikel kami ini, kita semua bisa lebih bijaksana dalam menyikapi sampah.

KAMI BERHARAP,
ARTIKEL KAMI DAPAT SANGAT BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA

Label:

masalah sampah


sampah di indonesia masih menjadi masalah yang paling pokok dikalangan masyarakat sekarang ini. kebanyakan masalah-masalah sampah ini banyak timbul dari lingkungan perkotaan dan lingkungan kumuh.

masyarakat masih belum sadar akan untung dan rugi dari sampah. sampah bukan hanya sesuatu yang harus dilihat dari segi kerugiannya saja. tetapi, kalau dilihat dengan sangat mendalam pasti manfaat dari sampah juga sangat besar.

misalnya, di Jakarta hampir setiap tahun selalu didatangi bencana banjir. dan itu salah satu yang menyebabkannya adalah sampah. begitu juga dengan bencana alam lainnya, kebanyakan juga disebabkan karena sampah.

semakin banyak sampah, maka semakin banyak pula lingkungan kotor dan kumuh. dan adanya hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit timbul di kalangan masyarakat luas.

Label: